Aku tak pernah tau
ini apa, sebongkah perasaan yang hadir dengan sendirinya yang hadir tanpa
permisi dan pergi tanpa pamit . Mungkin
pelangi yang hanya mampu menggambarkan ini, menggambarkan tentang perasaan yang
aku fikir mulai mengusik,menghantui namun aku bahagia karnanya. Kenapa perasaan
itu ku gambarkan bak pelangi? Kenapa bukan hujan? senja? malam?
Atau bahkan pagi sekalipun?kenapa bukan demikian? Kau tau kenapa? karna saat
itu kau hadir stelah hujan benar-benar melanda hidupku, kau datang dengan
berbagai warna, warna yang tertulis pekat dilangit senja setelah hujan mengguyur bumi.
3
warna yang benar-benar kutatap pekat dilangit biru, hijau! kau tau arti hijau
mu? Disaat aku benar-benar merasakan kegundahan yang mungkin mengisahkan luka,
kau datang dengan caramu, mendengar setiap keluh kesahku, memberi semangat
dalam hidupku, kau selalu berpesan agar tak pernah menunjukan siis lemahku
kepada hujan yang datang, aku fikir itu hanya dukungan seorang teman, tapi aku
salah semakin lama simpati ku semakin besar terhadapmu, semakin lama hatiku
semakin tersentuh oleh caramu yang selalu setia mendengarkan, menerima. Dan memberikan
masukan. sekarang kau tau bukan?mengapa kau ku anggap hijau, kau pernah melihat
tumbuhan bukan?hijau selalu melekat dengan tumbuhan,ku tau tidak apa arti
tumbuhan? Kau tau oksigen yg kita hirup untuk hidup berasal dari tumbuhan? Dan
dia menhasilkan oksigen untuk kehidupan bukan?Dan sekarang kau lh tumbuhan
beroksigen itu, jika tumbuhan memberi oksigennya kau memberi semangat dalam
hidupku.
Kuning
mu, kau kuning yang terlihat jelas dalam mataku diantara kuning kuning yg ku
tatap pekat. Kau seperti penerang dlam hidupku, kau hadir bak cahaya lampu yang
menghampiri, bukankah dengan cahaya orang-orang tak mampu melihat, tak mampu
memandang? Dan kau tau tidak? Setelah kau hadir dilangit senja kala itu, setelah
hujan membasahi hidupku lalu malam menhampiri, ketika sang malam itu tampak,
kau hadir memberikan cahaya kuning itu, warna yg selalu melekat dalam surya dan
menerangi bumi dan kau tau tidak? karna
itu aku semakin jatuh dalam hidupmu.
Merahmu,
aku tak sanggup mendeskripsikan ini lebih dalam, kenapa?karna warna ini yang
aku takuti untuk menggambarkan mua. bahkan aku tak sanggup menuliskan ini di
pertenahan malam seperti ini . Karna aku takut, ketika aku merangkai kata demi
kata air mataku tak kuasa terjatuh, dan aku tak sanggup bagaimana aku harus
menghapusnya, karna yg aku tau selama ini hanya kau yg mampu menhapusnya tua.
Aku takut akan merah mu, merah yang melambangkan kemarahan mu, keegoisanmu.
Tuan ? air mataku benar-benar menitik ketika menuliskan ini, bagaimana tidak? Kau
yang hadir setelah hujan melanda bahkan sekarang menjadi badai, mengulang kisah
itu dimana aku harus terjatuh, dimana hatiku harus rapuh dan kau hadir saat itu
namun sekarang kau menjatuhkanku, menitipka luka dihatiku.Tuan?jika memang
begitu, kenapa dulu kau harus singgah, kenapa tuan?
Kau
tau tidak? Jika malam ini aku hanya mampu bertanya-tanya pada diriku. Kesalahan
apa yang aku perbuat hingga kau marah, hingga kau terlihat lelah bahkan kata
capemu saat menyudahi text itu. Kau tau tidak? Itu benar-benar mengiris-iris
perasaanku dan aku bingung menggambarkannya. Bahkan hingga fajar menghampiri
kau bahkan tak menggubris text yang aku kirim. Setiap detik aku melihat led
merah yang tertera pada ponselku, berharap itu engkau. Tapi apa?ternyata bukan.
Dan itu semakin benar-benar menyayat tuan, benar benar menyayat perasaanku. Aku
sadar apa yang aku rasakan, mungkin ini yg namanya kehilangan, kehilang sosok
hijaumu, sosok kuningmu dan itu hanya hadir dibulan july karna diakhir tepat 30
july ini aku benar-benar kau buat rungsing dengan merahmu.Maaf jika aku tak
mampu menjadi langit birumu dimana warna-warna indah mu benar-benar terukhir
indah. Tuan, ketahuilah jika sekarang perasaan itu benar-benar ada, entahlah
jika kau juga memiliki perasaan sama dengan ku ataupun tidak samasekali.
Comments
Post a Comment