Setelah
beberapa tahun yang lalu, masih sama di bulan ramadhan. Beda nya waktu itu
bukan di depan umum, tapi secara pribadi seorang bapak yang datang kesekolah
karena kasus anaknya yang selalu menggunakan sepatu bewarna , ternyata beliau tidak memiliki uang untuk membelikan sepatu, lalu
curhatan demi curhatan pun muncul.
Hari
ini mungkin dalam waktu yang sama, dan lagi-lagi mungkin tuhan ingin
menunjukkan seberapa besar kita harus bersyukur. Sore ini tepatnya dalam sebuah
rapat pertemuan orang tua wali murid, guru yang bersangkutan dan murid kelas 6
SD. Pada saat itu, kebetulan aku diundang untuk mendampingi ibu Nur dalam menyampaikan hasil Kelulusan Ujian
Nasional.Aku duduk disebalah ibu Nur,ku lihat dari setiap sudut bola mata yang
hadir di depan ku penuh cemas dan harapan. Ada harapan-harapan yang indah
disana, terlebih harapan akankah buah hati mereka mampu merubah hidup yang
penuh lika liku ini.
Lalu
setelah kata demi kata muncul dari ibu Nur, tibalah pada sesi administrasi.
Dimana ketika ingin mengambil ijazah semua murid wajib membawa uang
administrasi 100rb. Setelah ibu Nur menjelaskan, lalu seorang bapak dengan baju
kaos oblong, wajah yg lesuh, dari belakang mengacungkan tangan. Dengan terang
terangan beliau mengatakan, jika beliau tidak mampu. “Saya tidak mampu membayar
uang tersebut ibu, semua administrasi anak saya sudah saya lunasi, tp untuk
mengeluarkan uang 100rb saya tidak sanggup, saya jujur saja mengatakan ini,
pekerjaan saya hanya memungut barang bekas” Tiba-tiba semua hening, tidak ada
yg mengeluarkan komentar. Tidak sekalipun.
Tuhan
ingin memperlihatkan kepada kita bahwa kita harus bersyukur atas apa yg kita
miliki, atas fasilitas pendidikan yg kita peroleh dari orang tua kita, atas
segala yg berlebihan yg kita punya. Sedangkan diruang kelas tadi ada bapak yang
sedang resah memperjuangkan pendidikan anaknya, ada bapak yang panas-panasan di
bawah terik matahari yang menyengat kulitnya yg hitam lebam demi memperjuangkan
pendidikan anak-anaknya.
Comments
Post a Comment