ku coba tutup telinga rapat-rapat, biar saja deru angin membawa air hujan yang terdengar , asal bukan tangisnya. Ingin ku bentak angin, kenapa dia begitu pelan bertiup, hingga suara isak gadis-ku masih terdengar.
ku tingalkan dia dengan seribu asa, ku tarik raga ku dan pergi menjauh...bersama kabut-kabut kebersamaan yang coba kami kikis dan sirnakan...
dia tak menunggu dan berpaling jauh...
di kejauhan aku memandang nya pergi....
keikhlasan yang coba dia ucapkan lewat kata-kata dengan terbata-bata
merobek hati dan menghantam jiwa
aku mendengar nya
aku merasakanya
kadang ingin ku putuskan bahwa
biarlah raga ini tertelan senja dan hancur di petakan bumi
kan ku buat prasasti di papan penutup usia
sebuah cinta, yang untuk kesekian kali tak mampuh ku rengkuh dan tak mampu ku bawa dalam bayang nyata duniaku
mungkin surga takan ku dapat
tapi aku ingin berkumpul dengan manusia-manusia yang ingin mati karena cinta
seperti Qais majnun yang membawa mati cintanya dalam liang kubur
dia...
menghilang bersama kabut mala
ku tingalkan dia dengan seribu asa, ku tarik raga ku dan pergi menjauh...bersama kabut-kabut kebersamaan yang coba kami kikis dan sirnakan...
dia tak menunggu dan berpaling jauh...
di kejauhan aku memandang nya pergi....
keikhlasan yang coba dia ucapkan lewat kata-kata dengan terbata-bata
merobek hati dan menghantam jiwa
aku mendengar nya
aku merasakanya
kadang ingin ku putuskan bahwa
biarlah raga ini tertelan senja dan hancur di petakan bumi
kan ku buat prasasti di papan penutup usia
sebuah cinta, yang untuk kesekian kali tak mampuh ku rengkuh dan tak mampu ku bawa dalam bayang nyata duniaku
mungkin surga takan ku dapat
tapi aku ingin berkumpul dengan manusia-manusia yang ingin mati karena cinta
seperti Qais majnun yang membawa mati cintanya dalam liang kubur
dia...
menghilang bersama kabut mala
Comments
Post a Comment